Hello sobat IcloudZer bagaimana dengan kondisi kamu hari ini apakah senantiasa sehat wal Afiat, jika kamu didalam kondisi yang sehat hendaklah kamu senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas kesehatan kamu tersebut, jika kamu didalam kondisi sakit bersabar aja, yakinlah bahwa kesudahan yang baik adalah bagi orang orang yang sabar
Baiklah pada pembahasan kita kali ini admin akan memberikan informasi seputar dunia keislaman, dalam membahas sifat pemalu Allah SWT yakni Al Hayiyyu
Info: Admin akan terus membuat postingan yang bermanfaat, dan terserah bagaimana kamu menilainya oke
Al Hayiyyu
Seperti yang kita ketahui makna Al Hayiyyu berarti maha Pemalu, yang berasal dari nama nama Allah yang terpuji, bagaimana kah kamu memikirkan sifat Allah SWT yakni Al Hayiyyu tersebut?
Syaikh Muhammad Khalil Harras ketika menjelaskan makna bait syair ini, beliau berkata:
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di menjelaskan lebih terperinci makna sifat yang mulia ini dalam ucapan beliau:
Allah Ta’ala yang maha sempurna kekayaan/ketidak butuhan-Nya terhadap semua makhluk-Nya, karena kemuliaan/kemurahan-Nya Dia merasa malu untuk membuka aib dan mempermalukan hamba tersebut, serta menimpakan sikasaan kepadanya (di dunia). Bahkan Dia menutupi (aib) hamba-Nya itu dengan berbagai sebab tertutupnya aib yang dimudahkan-Nya baginya, serta memaafkan dan mengampuni (kesalahan) hamba tersebut.
Maka Allah senantiasa berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya dengan (melimpahkan) berbagai nikmat (kepada mereka), sementara mereka (justru) berbuat buruk dengan bermaksiat kepada-Nya.
Pengamalan Al Hayiyyu
Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai nama-nama dan sifat-sifat-Nya sendiri, serta mencintai tampaknya pengaruh positif nama-nama dan sifat-sifat tersebut pada makhluk-Nya, karena itu termasuk konsekwensi kesempurnaan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Maka Dia maha pemalu dan mencintai orang-orang yang pemalu, maha pemurah dan mencintai orang-orang yang pemurah, maha baik dan mencintai orang-orang yang berbuat baik, maha pemaaf dan mencintai orang-orang yang suka memaafkan, maha penyantun dan menyukai orang-orang yang penyantun.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk mengamalkan kandungan dan konsekwensi dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maka Dia memerintahkan kepada mereka untuk memilki sifat malu, suka berbuat baik, penyayang, pemurah dan pemaaf, sehingga hamba yang paling dicintai-Nya adalah yang memiliki sifat-sifat yang diridhai-Nya, sedangkan hamba yang paling dibenci-Nya adalah yang memiliki sifat-sifat yang tidak diridhai-Nya.
Dalam hal ini dikecualikan beberapa sifat tertentu yang tidak pantas dimiliki oleh makhluk, seperti sifat merasa besar dan mengagungkan diri, karena sifat-sifat ini tidak sesuai dengan keadaan seorang hamba yang seharusnya selalu merendahkan dan menghambakan diri dihadapan-Nya, sehingga memiliki sifat-sifat tersebut di atas berarti menganiaya diri sendiri
Sifat Pemalu Allah (Hadist)
Disini admin akan memberikan sedikit referensi mengenai beberapa hadist dari sifat pemalu Allah SWT yakni Al Hayiyyu, berikut diantaranya
Dari Ya’la bin Umayyah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang mandi di tanah lapang terbuka tanpa kain penutup, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, memuji Allâh dan menyanjung-Nya, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari Salmân al-Fârisi Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Makna secara singkat: Allah merasa malu menolak doa seorang hamba, ketika hamba tersebut benar benar berdoa secara ikhlas sambil mengangkat kedua tangannya
Musthafa Murad dalam Minhajul Mukmin menuliskan, sifat malu merupakan salah satu dari tujuh puluh cabang iman. Hal ini disebabkan kerena keduanya (iman dan malu) sama-sama menyeru dan mendorong seseorang kepada kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tambahan: Sebuah hadist yang diriwayat Ibnu Majjah juga disebutkan: Malu termasuk bagian dari iman dan iman balasannya di surga
Hilang Rasa Malu
Sebuah riwayat dari Salman Alfarisi menuliskan
”Sungguh jika Allah berkehendak untuk membinasakan seseorang maka akan Allah hilangkan rasa malu dari diri orang tersebut.
Jika rasa malu sudah tercabut dari dirinya maka tidaklah kau jumpai orang tersebut melainkan orang yang sangat Allah murkai.
Setelah itu akan hilang sifat amanah dari diri orang tersebut. Jika dia sudah tidak lagi memiliki amanah maka dia akan menjadi orang yang suka berkhianat dan dikhianati.
Setelah itu sifat kasih sayang akan dicabut darinya, jika rasa kasih sayang telah dicabut maka dia akan menjadi orang yang terkutuk, sesudah itu, ikatan Islam akan dicabut darinya.”
Ibnu Abbas mengatakan; “Rasa malu dan iman itu satu ikatan. Jika dicabut salah satunya maka akan diikuti oleh yang lain.” (Diriwayatkan dalam Mu’jam Ausath).